“Kubuka album biru
Penuh debu dan usang Ku pandangi semua gambar diri Kecil bersih belum ternoda
Pikirkupun melayang Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang Tentang riwayatku
Kata mereka diriku slalu dimanja Kata mereka diriku slalu ditimang”
Itulah lagu yang mengiringi ku di sore yang kelam ini, air mataku selalu menetes dengan sendirinya saat aku mendengar lagu itu. Aku menghela nafas panjang dan beranjak dari tempat tidurku dan ingin meminta maaf kepada mama karena aku telah melawan perkataannya tadi pagi, “Maafkan aku ma” bisikku lirih dalam hati kecil ini , tapi belum ada kedua kaki ini melangkah keluar kamar , sudah ada suara gaduh dan tangisan dari dua orang yang ku sayangi, dua orang yang menjadi semangat hidupku, dua orang yang selalu mengiri ku sampai detik ini. Ya mereka papa dan mama ku!, lemas kaki ku mendengar pertengkaran mereka. Mereka memang sering bertengkar seperti ini sejak aku masih kecil, mama hanya tidak ingin papa terlalu banyak pergi ketempat yang seharusnya tidak sama sekali ia kunjungi, papa memang sering pergi ke club malam seusai pulang dari kantor, dan ketika sampai di rumah entah mengapa papa selalu melampiaskan emosinya kepada mama, sering aku menangis melihat luka dan memar yang ditubuh mama akibat perbuatan papa itu. Aku sering berkata kepada mama “aku benci papa yang sekarang, papa sudah tak sayang lagi dengan aku maupun mama“ tapi mama selalu meyakinkan aku dan berkali-kali menyalahkan dirinya sendiri sambil berkata lirih dan meneteskan air matanya “ jangan seperti itu sayang, mama yakin ini hanya sesaat, papa selalu sayang dengan kita !, mungkin ini semua juga karena kesalahan mama yang selalu membuat kesal papamu”. “TUHAN KEMBALIKAN KEADAAN SEPERTI SEMULA
“ teriak ku dalam kamar saat itu.
“aku sudah tidak tahan berada dirumah, lebih baik kita cerai” teriak papa, aku geram mendengar perkataan papa , ku buka pintu kamar ku dan terlihat tangan papa yang sudah siap melayangkan tamparan tangannya kepada mama. “CUKUP.. cukup pah cukup , jangan sakiti mamah pah!” teriakku kepada papa dan aku langsung menghampiri dan memeluk mama yang tersungkur sambil meneteskan air matanya dekat meja ruang tamu. Papa langsung pergi meninggalkan kami dengan 2 koper besar yang dibawanya . lagi-lagi aku melihat air mata yang terjatuh dari malaikat hidupku akibat perbuatan pria yang tak tau besarnya pengorbanan dan kasih sayang yang selalu wanita ini berikan kepadanya, mama langsung memelukku erat dan tangannya membelai kepalaku dengan kelembutan seakan-akan ia menceritakan kesedihan dan rasa sakit hatinya kepadaku. Ku peluk erat tubuh malaikat hidupku itu dan aku bisa merasakan apa yang ia rasakan. “Ma, andai aku bisa membantu, aku akan berusaha semampuku untuk membantu mama, aku tak mau ada setetes air mata yang jatuh dari kedua mata mama !“ kataku.
“tak ada yang perlu kau fikirkan nak, yakinlah sayang air mata yang jatuh ini bukanlah air mata kebencian sayang, mama sangat bersyukur dan bahagia karena mama mempunyai anak sepertimu !” jawab mama
“tak perlu mama berbohong lagi, cukup ma sudah banyak kebohongan yang terurai dari diri mama demi menutupi kesedihan mama supaya aku tak tahu!, mama selalu menampakan senyum dihadapanku seolah-oleh tak ada beban dan masalah dalam hidup mama, tapi ketahuilah mah aku tahu bahwa hatimu menangis !. ucapku kepada mama .
“tak ada yang membuatku bersedih anakku, meskipun aku berbohong itu semua demi kamu anakku satu-satunya yaitu kamu”. Ucap mama meyakinkan aku.
Ma andai aku bisa menghiilangkan dukamu,kesedihanmu, rasa sakit karena terkhianati, aku tak akan biarkan setetes airmatapun terjatuh dari kedua matamu. Maafkan aku mama, aku belum bisa sepenuhnya mengerti perasaan mama, aku belum paham benar akan pengorbanan mama, yang aku bisa&paham hanyalah menyakiti perasaan mu ma, maafkan aku yang belum bisa sepenuhnya menjadi dewasa. Bila tuhan member 1 permintaan di akhir nafasku aku akan meminta “jagalah mama tuhan, jangan biarkan setetes air mata jatuh dari matanya,berilah dia kebahagiaan, ringankanlah cobaannya tuhan”.
Komentar
Posting Komentar